Apa itu buyer persona? Buyer persona adalah gambaran pelanggan semi-fiksi yang dirancang berdasarkan demografi, karier, perilaku, motivasi, gaya hidup, dan tantangan yang dihadapi pelanggan Anda.
Dalam konteks B2B, buyer persona bermakna calon pembeli yang menyebabkan ketentuan pembelian bagi sebuah industri atau perusahaan. Apa saja beberapa langkah pembuatannya?
Membuat B2B Buyer Persona
Beberapa cara dan cara menyebabkan buyer persona B2B (business-to-business) sebetulnya tidak jauh berlainan bersama dengan buyer persona B2C (business-to-customer). Dengan sedikit perbedaan mutlak saja, buyer persona yang Anda kembangkan nantinya dapat sangat berfungsi di dalam menyiapkan kampanye pemasaran dengan melalui creative agency indonesia.
Langkah Pertama – Menentukan Atribut Buyer
Atribut mengacu kepada serangkaian aspek dan pertanyaan mutlak untuk pilih buyer persona Anda. Langkah ini mutlak untuk mendalami pemahaman Anda mengenai calon pelanggan. Beberapa kategori yang wajib diperhatikan meliputi:
1. Demografi
Cari paham usia, lokasi, dan industri atau perusahaan yang mereka geluti? Di group usia berapakah mereka cocok bersama dengan product atau jasa yang Anda tawarkan? Apa pekerjaannya? Dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, Anda dapat lebih paham soal karakteristik orang yang kelak diajak bicara.
2. Karier
Riset lebih mendalam mengenai pekerjaan mereka. Sudah berapa lama mereka bekerja di industri atau bidang yang mereka jalani? Seberapa besar kekuatan beli mereka dari pekerjaan tersebut?
3. Tantangan, Masalah, atau Rasa Frustrasi
Masalah apa yang mereka punya agar mereka perlu pertolongan Anda untuk menyelesaikannya? Tantangan apa yang mereka cobalah untuk mencukupi target tersebut?
4. Gaya Hidup
Di luar kehidupan profesional, telusuri gaya hidup mereka juga. Apa saja tanggung jawab dan kegiatan utama mereka?
5. Motivasi
Setiap orang membayar product atau jasa khusus karena didorong suatu stimulan tertentu. Cari paham apa yang mendorong ketentuan pembelian mereka. Adakah sasaran bisnis yang mungkin mereka miliki?
6. Media
Telusuri bagaimana mereka memperoleh informasi. Apakah mereka mengandalkan media sosial atau forum daring sebagai jaringan terpercaya? Atau mungkin sumber yang lebih tradisional layaknya televisi, koran, konferensi, dan majalah?
7. Brand
Cari paham termasuk apakah mungkin tersedia merk khusus yang sudah mereka memakai di perusahaan mereka. Jika ada, selidiki apa saja yang mereka senang atau tidak senang dari product tersebut.
Langkah Kedua – Riset Buyer
Sering-seringlah bekerja mirip bersama dengan tim perusahaan Anda yang kerap berhadapan bersama dengan pelanggan. Riset Anda dapat terbantu bersama dengan mereka yang tentu punya banyak wawasan mengenai pelanggan Anda.
Selain itu, mereka sanggup memberitakan Anda mengenai industri atau demografi yang sebaiknya ditargetkan.
Setelah paham siapa pembeli Anda, Anda sanggup mulai mencari informasi secara daring. Untuk meneliti B2B buyer persona, kunjungilah platform LinkedIn. Social media satu ini sangat berfokus di dalam jaringan profesional.
LinkedIn sanggup memberi tambahan gambaran mendalam mengenai beragam perusahaan dan industri yang ditargetkan. Profil pengguna berisi berapa lama mereka berada di industri tertentu, apa latar belakang pendidikan mereka, dan tetap banyak lagi.
Karena persona didasarkan pada pelanggan yang sebenarnya, Anda mungkin wajib mewawancarai orang-orang satu per satu. Jika ini tidak memungkinkan, Anda sanggup jalankan survei daring.
Gunakan atribut yang idamkan disertakan pada persona untuk menopang memiliki rencana pertanyaan wawancara. Karena Anda mewawancarai pembeli bisnis, selalu bersikaplah profesional dan hargai pas mereka.
Selain wawancara, Anda sanggup memakai Google Analytics termasuk untuk melihat kata kunci mutlak di internet. Sekarang termasuk sudah tersedia Facebook atau Twitter Analytics. Kedua alat ini sanggup menopang Anda melihat topik apa yang dibagikan dan dikomentari pembeli. Anda termasuk sanggup melihat merk apa saja yang mereka ikuti.
Langkah 3: Membuat Buyer Persona
Anda sudah menghabiskan begitu banyak pas dan tenaga untuk menghimpun data. Usaha ini dapat membuahkan pola dari kepribadian tiap-tiap calon pembeli yang berbeda-beda. Di sinilah cara menyebabkan buyer persona berakhir.
Anda sekarang wajib menyegmentasikan persona ini menurut industri dan posisi pekerjaan. Kumpulkan informasi ini untuk menyebabkan 2 hingga 6 B2B buyer persona untuk tim pemasaran Anda.
Akan lebih baik terkecuali tiap-tiap persona punya nama dan muka fiktif untuk “menghidupkan“ mereka. Untuk B2B, Anda sanggup memisahkannya berdasarkan jabatan: Manajer Keuangan, Manajer IT, dan lain-lain.
Dengan demikian, tim pemasaran Anda punya gambaran di dalam tiap-tiap pembuatan kampanye atau jalankan pemasaran.
Hasil akhir persona setidaknya wajib sanggup dibagikan bersama dengan seluruh audiensi dan di dalam format yang mudah dipahami. Membuatnya keluar menarik secara visual adalah opsional, tapi sangat dianjurkan.
Konklusi
Di masa digital ini, seluruh pelanggan B2C maupun B2B berkesinambungan dibombardir bersama dengan konten dan iklan tiap-tiap saat. Inilah kenapa bisnis wajib menemukan cara untuk menonjolkan diri. Dengan B2B buyer persona, tim pemasaran Anda sanggup menyusun pesan dan konten secara terpadu.